Manusia adalah makhluk paling sempurna. Ia memiliki otak dan hati.
Kedua organ itulah yang membedakannya dengan makluk lainnya. Bicara otak
berarti bicara akal. Bicara hati berarti bicara perasaan. Niat berasal
dari perasaan dan pilihan berasal dari akal. Niat dan pilihan bak dua
sejoli, mereka saling melengkapi. Saat seseorang berkata, “saya memilih
ini,” secara tidak langsung ia pun berniat.
Niat
adalah keinginan atau tujuan. Keinginan seseorang dalam hatinya untuk
melakukan sesuatu. Sedangkan, Pilihan adalah kesukaan atau alternatif.
Pilihan seseorang dalam pikirannya untuk menentukanopsi apa yang akan
diambil.
Kita sebagai makhluk yang dinamakan manusia merasa
beruntunglah memiliki keduanya. Jalankehidupan manusia akan ditentukan
dari kedua organ itu. Ia akan menjadi orang yang biasa, biasa-biasa saja
atau luar biasa.
Setiap hari kitamemilih. Kita memilih
untuk tidur lebih awal dan bangun lebih pagi. Kitamemilih bergadang
menyelesaiakan tugas kampus atau organisasi. Kita memilih untukpergi ke
kampus dan aktif menyimak dosen. Kita memilih untuk menjadi organisatoris
dan aktif beraktivitas. Kita memilih untuk diam diruangan dantidak
kemana-mana.
Sangatlah banyak pilihanyang harus kita
ambil dalam kedupan ini. Untuk setiap pilihan yang diambil,kita
sendirilah mempertanggungjawabkannya. Kita perlu berani memilih,
dan berani pula berdiri menerima konsekuensi dari setiap pilihan itu.
Inilah
hakikat sebuah pilihan. Suatu pilihan akan membuat pilihan-pilihan lain
yang akan kitatentukan. Setiap pilihan akan membawa hasil yang berbeda
pula. Menuntun kita menuju masa depan, baik suram maupun gemilang. Bak
hukum sebab akibat.
Kita pun bolehmemilih untuk terus
tidur dan tidak pergi ke kampus. Kita boleh memilih menjadimahasiswa
’kupu-kupu’. Kita boleh memilih bolos dari jam kuliah. Semuanya
itutergantung diri kita. Pilihan yang kita ambil.
Kita
perlu beranimemilih. ”Nasi yang sudah menjadi bubur selalu bisadijadikan
bubur ayam spesial.” Kesalahan-kesalahan yang kita ambil
merupakanpengalaman untuk mencapai kesuksesan dimasa depan. Namun tidak
pula kita harusmenjadi ”nasi yang menjadi bubur” ataupenyesalan itu
terjadi bila pilihan itu telah diniatkan.
Dan
beranimenerima konsekuensinya. Konsekuensilah yang akan kita ambil dari
setiappilihan itu. Tentunya kita harus dapat mempertanggungjawabkannya.
pilihanitulah yang membedakan kita dari yang lain. ”Tidak ada yangpatut
disesali ketika telah memilih karena itu adalah pilihan untuk
tidakmenyesal sehingga menjadi manusia yang bahagia.” Ia pun telah
dewasa ataspilihan dan konsekuensi itu.
Pilihan dan
niattak bisa kita pisahkan dalam kehidupan. Sebagai makhluk yang
memiliki hati. Denganhati, kita berniat atas apa yang dipilih. Pilihan
atas keinginan yang diharapkan,atau disebut mimpi alias tujuan yang
diharapkan.
Manusia yangdiciptakan memiliki kedua organ
tersebut, harus dapat memanfaatkan dengansebaik-baiknya. Berniatlah atas
apa yang kita pilih agar hasil yang dicapaisesuai dengan apa yang
diimpikan. Perlunya niat dalam menentukan pilihan tentunyaharus dimiliki
kaum intelektual. Kaum intelektual tentunya memiliki niat positifagar
menjadi makhluk yang jauh lebih baik.
Pilihan yang
benar dengan niat yang positif, akan menuntun kaum tersebutmenata
perjalanannya. Tiada lagi yang mampu berselindung. Tiada lagi yang
mampumenolong, kecuali pilihan yang telah kita ambil.Baik amalan (niat)
di sini,beruntunglah di sana (masa depan). Buruk amalan di sini,
pikir-pikirkanlahsendiri. Karena dari pilihan yang diambil memiliki
pertanggungjawaban dankonsekuensinya.
Oleh AprohanSaputra
No comments:
Post a Comment