BANDARLAMPUNG, FS - Peluncuran
Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diresimakn oleh Presiden
Joko Widodo. Program ini merupakan program bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Kementerian Dalam Negeri di
Istana Negara, Jakarta pada bulan lalu.
Menurut kepala OJK Lampung, Besari, transformasi
ini bertujuan untuk menjadikan BPD, bank yang berdayasaing, tumbuh kuat,
dan berkontribusi bagi pembangunan daerah.
Acara peluncuran Program Transformasi BPD dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, dan Ketua Asbanda Eko Budiwiyono. Hadir juga seluruh direktur utama dan komisaris utama 26 BPD, serta para Gubernur dan Ketua DPRD dari 26 Provinsi.
Menurutnya, BPD perlu bertransformasi
karena terdapat beberapa permasalahan mendasar yang perlu dibenahi secara
struktural yakni: 1) Kontribusinya terhadap pembangunan daerah
masih rendah yang tercermin dari relatif kecilnya pangsa kredit produktif yakni
baru mencapai 26%; 2) Tata kelola, sumberdaya manusia, manajemen risiko
dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah
segmen produktif; dan 3) Daya saing BPD masih rendah karena produk dan
mutu pelayanan belum memadai.
Besari menjelaskan BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural tersebut dan memperkuat pondasi organisasi agar mampu tumbuh dan bersaing sehingga lebih berperan dalam perekonomian daerah ke depan. “OJK akan terus mengawal dan mengawasi agar program ini bisa terwujud nyata, katanya.” ujarnya.
OJK telah menyusun kerangka Program Transformasi BPD yang holistik dan seimbang antara aspek bisnis, risiko dan pendukung (fondasi). Visi Program Transformasi BPD adalah: "Menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Melalui Program Transformasi dimaksud, diharapkan BPD akan menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional.
Terdapat tiga sasaran dari Program Transformasi BPD tersebut yakni: (i) meningkatnya daya saing (kompetitif); (ii) menguatnya ketahanan kelembagaan dan; (iii) meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, terdapat enam strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko yakni mencakup: (i) Pengembangan Produk; (ii) Pengelolaan Layanan; (iii) Pengembangan Pemasaran; (iv) Pengelolaan Jaringan; (v) Pengelolaan Portofolio; dan (vi) Penguatan Likuiditas dan Permodalan. Keenam strategi tersebut akan dikembangkan, dikoordinasikan dan disinergikan oleh Strategic Group BPD sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis dan risiko baik di level Grup maupun di masing-masing BPD. Dengan pembentukan Strategic Group BPD masing-masing BPD tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform(systems) operasi bisnisnya.
Untuk implementasi Program Transformasi BPD itu, ASBANDA telah membentuk lima Workstream Transformasi yakni: (i) Strategic Group BPD; (ii) Pengembangan Sumberdaya Manusia; (iii) Pengembangan Produk dan Pelayanan; (iv) Penguatan Corporate Governance dan Manajemen Risiko; dan (v) Pengembangan Tehnologi dan Sistem Informasi. Workstreams Transformasi BPD akan menyusun pedoman (blueprint) serta rencana implementasi untuk masing-masing bidang. (AR)
Besari menjelaskan BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural tersebut dan memperkuat pondasi organisasi agar mampu tumbuh dan bersaing sehingga lebih berperan dalam perekonomian daerah ke depan. “OJK akan terus mengawal dan mengawasi agar program ini bisa terwujud nyata, katanya.” ujarnya.
OJK telah menyusun kerangka Program Transformasi BPD yang holistik dan seimbang antara aspek bisnis, risiko dan pendukung (fondasi). Visi Program Transformasi BPD adalah: "Menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Melalui Program Transformasi dimaksud, diharapkan BPD akan menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional.
Terdapat tiga sasaran dari Program Transformasi BPD tersebut yakni: (i) meningkatnya daya saing (kompetitif); (ii) menguatnya ketahanan kelembagaan dan; (iii) meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, terdapat enam strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko yakni mencakup: (i) Pengembangan Produk; (ii) Pengelolaan Layanan; (iii) Pengembangan Pemasaran; (iv) Pengelolaan Jaringan; (v) Pengelolaan Portofolio; dan (vi) Penguatan Likuiditas dan Permodalan. Keenam strategi tersebut akan dikembangkan, dikoordinasikan dan disinergikan oleh Strategic Group BPD sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis dan risiko baik di level Grup maupun di masing-masing BPD. Dengan pembentukan Strategic Group BPD masing-masing BPD tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform(systems) operasi bisnisnya.
Untuk implementasi Program Transformasi BPD itu, ASBANDA telah membentuk lima Workstream Transformasi yakni: (i) Strategic Group BPD; (ii) Pengembangan Sumberdaya Manusia; (iii) Pengembangan Produk dan Pelayanan; (iv) Penguatan Corporate Governance dan Manajemen Risiko; dan (v) Pengembangan Tehnologi dan Sistem Informasi. Workstreams Transformasi BPD akan menyusun pedoman (blueprint) serta rencana implementasi untuk masing-masing bidang. (AR)
Aprohan
Saputra
No comments:
Post a Comment