Ispirasi: Perjuangkan Tuan Rumah Piala Dunia hingga Brasil

Aprohan memiliki rencana lain di balik kunjungannya ke Brasil, yaitu menggalang dukungan masyarakat dunia menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia pada 2022.

Oleh Rudiyansyah (rudiyansyah@lampungpost.co.id)

INDONESIA menjadi tuan rumah pesta sepak bola dunia adalah impian. Aprohan Saputra pun memperjuangkannya hingga ke Brasil saat Piala Dunia 2014 lalu digelar. Meneriakkan kepada masyarakat dunia yang tengah melebur dalam suasana pesta bola, bahwa Indonesia juga mampu.

Aprohan tak henti mempersilakan orang-orang yang hendak membantunya meski tak semua bahasa yang mereka gunakan dimengertinya. Saat itu bendera ukuran 200 meter persegi tengah berusaha dibentangkannya bersama lima orang rekan seperjuangannya yang tergabung dalam Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI).

Tak lama, bendera Merah Putih menjadi pusat perhatian ratusan orang yang tengah menikmati suasana pantai di Kota Sao Paulo, Brasil. Para penduduk dunia yang tengah antusias menyaksikan Piala Dunia.
?Saya sangat terkesan, ketika mereka ikut membentangkan Merah Putih, dan meneriakkan nama Indonesia,? kata pria kelahiran Baturaja, 16 April 1991 ini.

Anggota Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Unila ini tak menyangka dirinya dapat berada di negara yang tengah menjadi pusat perhatian dunia tersebut. Perjalanan pertamanya ke luar negeri untuk menonton pertandingan sepak bola antarnegara dunia tersebut tak pernah direncanakan.

Akan tetapi, Aprohan mengaku memiliki rencana lain di balik kunjungannya ke Brasil, yaitu menggalang dukungan masyarakat dunia menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah agenda serupa pada 2022. Indonesia mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, masyarakat Indonesia juga menginginkannya, kata mahasiswa yang pernah mendapat penghargaan atas karya desain kover majalahnya dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) pada 2012.

Awal keaktifan Aprohan mengampanyekan Indonesia tuan rumah Piala Dunia 2022 berawal ketika ia bertemu dengan ketua MSBI, Sarman, yang tengah menyambangi Lampung beberapa bulan lalu. Dia mendapatkan banyak informasi terkait kesempatan Indonesia untuk dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 yang akan dilaksanakan di zona Asia.

Aprohan mengaku kecewa ketika Indonesia tidak memperjuangkan kesempatan tersebut dengan alasan kesiapan infrastruktur. Hingga akhirnya FIFA menunjuk Qatar sebagai tuan rumah pada 2022 mendatang.
Akan tetapi, pria yang masih tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Lampung ini kembali bersemangat karena kesempatan masih ada ketika diindikasikan penentuan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia sarat akan kecurangan dan besar kemungkinan tuan rumah digantikan.

Tak ayal, pria yang memiliki hobi desain ini pun terus mengampanyekan gerakannya di Lampung. Kampanye dengan membentangkan bendera raksasa di Bundaran Gajah pernah dilakukannya. Tak hanya itu, Aprohan juga turut serta menggalang dukungan di tanah kelahirannya, Sumatera Selatan.

Kegigihannya tersebut yang akhirnya membuat putra pertama pasangan Rohdi dan Haniar Kanza ini berkesempatan ikut mengampanyekan Indonesia tuan rumah Piala Dunia 2022 hingga ke negeri yang dikenal dengan tarian sambanya tersebut.

Perjalanan itu, menurutnya, sangat berkesan karena merupakan pertama kalinya pergi ke luar negeri, meski Aprohan harus merelakan suasana puasa tidak bersama keluarga.

Aprohan menganggap semua yang dikerjakannya adalah perjuangan sekaligus menggugah mental bangsa ini pada level dunia. Ia juga selalu menjelaskan kesempatan yang akan berdampak besar bagi Indonesia jika Piala Dunia 2022 digelar di negeri ini. Jutaan warga dunia akan menyambangi Indonesia yang selama ini dikenal dengan keindahan wisata beberapa daerahnya. Secara langsung, menurut Aprohan, perekonomian Indonesia akan bangkit dari berbagai sektor.

Selain itu, ia juga menganggap Piala Dunia merupakan ajang promosi paling ampuh tentang Indonesia. ?Semua penduduk dunia akan tertuju pada Indonesia, atribut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia akan terpasang hingga pelosok dunia.

Aprohan yakin dirinya tak sendiri, dukungan masyarakat terus digalang sebagai bentuk ajakan mendukung tanah airnya menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Biodata
Nama : Aprohan Saputra
Lahir : Baturaja, 16 April 1991
Agama : Islam
Ayah : Rohdi
Ibu : Haniar Kanza
Alamat : Jalan Raya Ranau Lama, Kampungbaru, Bumiagung, Muaradua, Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan

Pendidikan:
1.Pendidikan Ekonomi, Universitas Lampung (2009)
2.SMK PGRI Muaradua (2006-2009)
3.SMPN 1 Muaradua (2003-2006)
4.SDN 3 Muaradua (1997-2003)
5. TK Aisyiyah Bustanul Athfal (lulus 20 Juni 1997)
Organisasi:
1. UKPM Teknokra Universitas Lampung
2. Koordinator Forum Komunikasi UKM Universitas Lampung

Prestasi:
1. Indonesia Student Print Media Award 2012 Bronze Winner Kategori Best Cover Magazine & Non-Magazine Sumatera dan Gold Winner Kategori Best Cover Non-Magazine Nasional yang diselenggarakan SPS (Serikat Perusahaan Pers).
2. Juara I lomba karikatur dalam agenda Evaluasi 1 Tahun Kepemimpinan Rektor Universitas Lampung Jilid II yang diselanggarakan BEM Universitas Lampung pada 19 Desember 2012.
3. Juara I lomba karikatur Gebyar Prestasi Mahasiswa Unila yang diselenggarakan BEM-U Universitas Lampung dengan tema Go Out Apatism and Show Your Colours pada 22?26 Februari 2011.
4. Juara I Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dalam Bidang Akuntansi Tingkat SMK Kabupaten OKU Selatan yang dilaksanakan 21 Maret 2009 di SMK PGRI Muaradua.
5. Juara II juara kelas SMK PGRI Muaradua Evalusi Belajar Semester (EBS) Genap Tahun Pelajaran 2007-2008.

_____
Semoga menginspirasi rekan2 perjuangan untuk merebut Indonesia TuanRumah Piala Dunia 2022

Logo Central for Career and Entrepreneurship Development (CCED) University of Lampung


Makna Logo

Logo Central for Career and Entrepreneurship Development University of Lampung mengandung unsur huruf CCED yang disesuaikan sehingga terlihat seperti jaringan (atau kehidupan atau keluasan jaringan). Kesan jaringan memberikan makna penekanan tujuan dari lembaga CCED sebagai pusat informasi dan pengembangan karir dan kewirausahaan yang sifatnya terpusat serta keluasan jaringan bagi yang membutuhkan layanan (Khususnya mahasiswa dan alumni Universitas Lampung).

Logo CCED memiliki tiga warna: Biru, Hijau dan Ungu, yang bermakna sebagai berikut:
1.      Biru
Warna ini menyiratkan arti profesionalisme, pemikiran yang serius, integritas, ketulusan dan ketenangan. Biru juga diasosiasikan dengan otoritas dan kesuksesan. Selain itu warna biru juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, dan kedalaman.

2.      Hijau
Warna ini memiliki arti pertumbuhan dan kesegaran yang natural. Sesuai dengan semangat CCED yang memberikan layanan bagi kaum muda yang membutuhkan informasi dan pengembangan karir dan kewirausahaan. Selain itu warna hijau sering dipakai Unila sebagai makna Kampus Hijau. Penempatan warna ini pun dipilih ditengah-tengah logo yang bermakna terpusat di Universitas Lampung dan memberikan manfaat yang luas bagi civitas akademika.

3.      Ungu
warna ungu mengesankan ambisi, kebijaksanaan, pengetahuan, dan kemewahan. dengan warna ini harapannya CCED akan selalu berambisi memberikan informasi dan pengetahuan yang takan ada hentinya bagi kebermanfaatan elemen-elemen di Universitas Lampung. 

Logo CCED bermakna simpel, dinamis dan elegan namun memiliki arti yang mendalam bagi perkembangan lembaga.

Semoga Bermanfaat J