Kampanye MSBI Terkendala Bahasa


Sebenarnya kesulitan kami dalam berkampanye ini adalah masalah bahasa. Masyarakat Brazil khususnya tak mampu berbahasa Inggris. “thanks you” saja kebanyakan mereka tak mengerti. Bahasa keseharian mereka adalah Portugal. Ternyata pemerintahan Brazil tak mempersiapkan hal ini. wah, bayangkan bagaimana dengan Indonesia? Tukang becak saja kebanyakan mengerti bahasa Inggris. Bahasa yang mungkin dibanggakan rakyat kita. Yang terlihat pintar bila telah menguasainya. Ketakutan mengenai Indonesia belum siap bukan penghalang untuk menjadikan Indonesia Tuan Rumah event akbar ini.

Walaupun masyarakat Brazil hanya mampu berbahasa Portugal. Mereka tetap percaya diri. Banyak jalan masyarakat Brazil untuk berkomunikasi dengan wisatawan. Tinggal peran pemerintahlah yang harus cerdas mengelola kelebihan dan kekurangan bangsanya. Baik SDM maupun SDA. Terlalu banyak alasan pemimpin-pemimpin negeri saat ini. Apakah masih ada kata bangga terhadap RI. Kepercayaandirilah yang harus dimiliki bangsa kita untuk menggelar Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022. Kami berpikir terlalu banyak kata pesimis yang keluar dari pemimpin negeri kita, sehingga membuat kepercayadirian masyarakat kita terhadap wisatawan pendatang rendah. Apakah Negara kita tak sanggup lagi untuk bertarung di dimanca Internasional. Indonesia harus memiliki jiwa pantang menyerah, bukan selalu banyak alasan yang tak mungkin.  

aksi perjalanan MSBI menarik perhatian seorang profesor dari Brazil dia mengatakan “Nos queremos copa 2022 na Indonesia” yang atrinya kami ingin piala dunia 2022 di Indonesia.” Dia berkata demikian saat kami melakukan aksi di Copacabana kemarin. Dia membantu kami untuk berorasi agar masyarakat sekitar mengerti maksud yang dilakukan oleh MSBI. Sehingga masyarakat pun apresiasi terhadap Indonesia.


Copacabana menjadi saksi MSBI merebut Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022

Copacabana, sore ini pukul 17.00 (28 Juni waktu Brazil) terlihat berbeda seperti biasanya, bendera merah putih RI berukuran 200 meter terbentang menarik perhatian para pengunjung wisata. Kedatangan kami di tempat ini tak lain adalah menyuarakan untuk mendukung Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. 

Tempat ini menjadi saksi sejarah pertama dalam aksi pembentangan bendera raksasa ini. Copacabana adalah sebuah borough (kelurahan) yang terletak di kawasan selatan kota Rio de Janeiro, Brazil dan dikenal karena pantainya sepanjang 4 km yang merupakan salah satu pantai terkenal di dunia.

Aksi kami diterima baik oleh pengunjung. Mereka tersenyum disertakan mengangkat dua jempol kearah kami. Membuat kami makin semangat yakin dan bersemangat menarik mereka untuk memegang bendera. Matahari mulai menghilang dari penampakannya. Pedagang disekitaran pantai asyik menjajakan jualannya kepada pengunjung. Pengamen jalanan berdendang di sekitaran kami. Mulailah terasa kedekatan kami bersama mereka.

Berbondong-bondong para pengunjung memberikan apresiasi terhadap aksi yang kami lakukan. Ada yang membuatkan kata pidato untuk kami dengan berbahasa Portugis, menyapa, atau sekedar numpang berfoto bersama bendera dan atribut yang kami miliki. Sejumlah pemuda argentina menghampiri kami memberikan dukungan dan apresiasi terhadap aksi kami “Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022”.  Mereka mengatakan (dengan berbahasa Inggris) “kami sangat apresiasi apa yang kalian lakukan, apa yang bisa kami lakukan untuk bangsa kalian agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022?” mereka meminta berfoto bersama dan meminta kartu nama untuk bergabung di grup yang kami miliki. “boleh saya meminta facebook dan twitter kalian?” ujar mereka. Kami pun memberikan kartu nama yang telah kami persiapkan dari Indonesia, “Kami memiliki akun grup facebook “FIFA WORLD CUP 2022 IN INDONESIA” dan twitter “@WorldCup202INA”.
 





 

Maracana Stadium Terguncang MSBI

Hari ini (28 Juni waktu Brazil) MSBI melanjutkan perjuangan untuk merebut Piala Dunia FIFA 2022 untuk Indonesia. Perjalanan pertama kami di Rio de Janeiro dimulai dari Stadium Maracana. Banyak cerita yang tak bisa dibayangkan saat menuju stadium. kampanye pun kami mulai sejak menuju stadium menaiki kereta bawah tanah.

Seraya berjalan menuju stadium. Kami keluarga besar MSBI memegang bendera merah putih, serta beberapa atribut yang telah dipersiapan dari Indonesia. Setiap perjalanan kami saling bersapa dengan para supporter yang hendak menuju stadium Maracana, kami meneriakan “support Indonesia FIFA World Cup 2022”  untuk menarik perhatian. Tak segan-segan mereka pun berteriak lantang “Indonesia very good, good job Indonesia!”. Mereka larut dalam keyakinan kita bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah. Puluhan supporter Colombia dan Uruguai saling bersahut-sahutan. Sesekali mengajak kami untuk menari ala khas supporter. Sambil berteriak “Indonesia… Indonesia… Indonesia…”

Hadirnya ketua MSBI bersama kami di pelataran Maracana stadium membuat suasana pun semakin gembira. Setelah beberapa lama kami berpisah berjuang masing-masing. Kami berkumpul bersama kembali. Sayang kami tak memiliki tiket untuk masuk. Kami memutuskan untuk berkampanye diluar stadium. Sesekali kami jahil nekat untuk menjebol beberapa petugas kepolisian yang menghadang masuk. Akhirnya kami memutuskan untuk berkampanye di luar stadium. kami mengajak pengunjung untuk mendukung Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022 alternatif Qatar. Foto-foto bersama, berteriak, jingkrak-jingkrak berteriak “Indonesia”. Ini membuktikan Negara kita dikenal dimanca Negara. Negara yang memiliki keramahan masyarakatnya, pariwisata yang takan ada habisnya, makanan dan semuanya tak ada duanya didunia. Indonesia memang Negara surga. Kita patut untuk berbangga.





Ketua MSBI di Panggil Kantor Polisi Militer Sao Paulo












 
Aksi masyarakat sepak bola Indonesia (MSBI) kemaren (24 Juni) menarik perhatian aktifis area Down Town Sao Paulo. Berbondong-bondong mereka pun ikut dalam barisan kami, sambil meneriakan “Indonesia is Number One” dan sambil mengikuti teriakan ketua MSBI, Sarman El Hakim. Akibat aksi ini membuat jalan area Down Town, Sao Paulo macet total. Makin bertambah aksi yang dilakukan, masyarakat ada yang berfoto-foto atau sekedar melihat aksi kami yang terlihat gila. Namun hanya inilah bisa kami lakukan untuk Indonesia agar dunia tahu kita adalah garis terdepan. 

Blokade ini menimbulkan perhatian khusus dari pihak keamanan setempat, mereka pun ikut menenangkan aksi masyarakat Brazil bersama kami. Lebih kurang 1 setengah jam aksi kami membuat pihak polisi militer Sao Paulo menarik ketua MSBI untuk menghentikan aksi.
Akibat aksi ini, ketua MSBI saat ini (26 Juni) masih dimintai keterangan. Sarman memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia untuk memndoakan kelancaran pemeriksaan.

Masyarakat Brazil Banyak yang Tak Bisa Berbahasa Inggris




Ternyata masyarakat Brazil tak banyak yang bisa berbahasa Inggris. Bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Portugal. Masyarakat disini tingkat percaya dirinya tinggi. Mereka bangga dengan bahasa mereka. Ini merupakan contoh kecil yang harus diketahui oleh bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia bangga bisa bahasa Inggris. Padahal bahasa inggris tidak menjadi keharusan untuk masyarakat disini. Mereka lebih mengedepankan pekerjaan bukan soal bahasa. Mereka mandiri untuk membangun Negara. Indonesia terlalu terbuka dengan Negara luar, dan Brazil cenderung menutup diri.
Bisa dikatakan Indoenesia siap untuk dijajah Negara asing, dari hal kecil yakni bahasa. Kelebihan masyarakat Brazil dengan Indonesia adalah Brazil memiliki kemandirian yang tinggi dan memiliki kemauan/optimis yang tinggi. “sejak pukul 4.00 pagi mereka sudah keluar untuk bekerja”.

Dukungan Brazil untuk Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022







Puluhan Masyarakat Down Town, Sao Paulo mendukung Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022 menggantikan Qatar. Mereka meneriakan “Indonesia number one”. Mereka merasakan perhelatan piala dunia menimbulkan semangat nasionalis baru dinegerinya. Sehingga mereka pun mendukung kami dalam berkampanye merebut tuna rumah piala dunia 2022, dan mereka berharap agar FIFA membuka bidding ulang pelaksanaan piala dunia untuk tahun 2022.
Sejumlah masyarakat disini yang pernah berwisata atau berkunjung ke Indonesia, mereka mengatakan mereka betah tinggal di Indonesia. Indonesia memiliki masyarakat yang ramah, makanan ragam kebudayaan yang menarik, pariwisata yang menakjubkan, makanan yang khas, “kami merasa Indonesia pantas menjadi tuan rumah piala dunia untuk tahun 2022”, ujar mereka.
Terjawab sudah dukungan rakyar Brazil untuk Indonesia menjadi tuna rumah perhelatan akbar ini. Saat kami berada di kedutaan besar Brazil di Jakarta kami bertemu keluarga yang berazal dari Brazil. Mereka sudah 10 tahun di Indonesia dan tidak pernah kembali ke Brazil. “kami merasa bangga tinggal di Indonesia, Indonesia adalah surge bagi kami”. Ternyata ucapannya bukan sekedar omong kosong, tiap kami kami berjumpa masyarakat Brazil yang pernah dating ke Indonesiam, Mereka berkata demikian.
Perhelatan akbar ini menimbulkan rasa nasionalis bagi mereka karena mereka merasa bangga terhadap negaranya yang mampu menyelenggarakannya. Kami berkumpul, kami bersama-sama menyaksikan semangat pemain kami (Timnas Brazil) untuk memperjuangkan keharuman Negara kami.

PEJUNG INDONESIA TUAN RUMAH PIALA DUNIA 2022



Niat untuk menjadikan Indonesia tuan rumah piala Dunia 2022 takan surut hingga mimpi ini terwujud. Sejak 2009 mimpi ini telah digaungkan. Hingga akhirnya kesempatan berharga ditahun 2014 ini telah terbuka kembali. Kami berenam yang tergabung dalam keluarga besar gerakan Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI), antara lain Sarman El Hakim (ketua MSBI), Aprohan Saputra (Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung), Dendi Satrio Trimulyanto (MSBI daerah Bali), Eva Nurmayasari, Muhamad Kahar Mudzakar, dan Syaheedah Kamila. Hari ini 23 Juni 2014 pukul 01.00 wib, kami telah meninggalkan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Brazil. Keberangkatan kami ke Brazil bukan sekedar berlibur atau nonton pertandingan Piala Dunia FIFA 2014. Kami membawa misi untuk menjadikan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2022. Kami telah mempersiapkan atribut dan bentuk dukungan masyarakat International dan Masyarakat Indonesi, antara lain:

  1. Sepanduk berukuran 6 x 10 meter sebanyak dua lembar yang bertuliskan "We Are Ready To Be Host of FIFA World Cup 2022 in Indonesia" dan satu lembar yang bertuliskan “Support Indonesia as Alternate Host for The FIFA World Cup 2022”.
  2.  Bendera merah putih raksasa berukuran 6 x 12 meter 200 meter persegi
  3. Stiker 2000 lembar yang bertuliskan “Indonesia FIFA World Cup 2022”
  4.   Kita telah mengantongi surat dukungan tertulis dari calon presiden dan wakil presiden RI, Prabowo- Hatta sebagai salah satu alat kami dalam meyakinkan kepada dunia international dan FIFA bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah.
  5.   Atribut sepanduk berukuran 60 x 90 cm sebanyak 200 lembar yang bertuliskan "Indonesia Deman Open Bidding for FIFA World Cup 2022" dan "We Are Ready To Be Host of FIFA World Cup 2022 in Indonesia".









Pukul 16.23 (waktu Saol Paulo) pesawat Emitares yang kami tumpangi mendarat di Bandara International GRU (Guarulhos) Saol Paulo, Brazil. Saat ini kami menginap di Hotel Sables, Guarulhos, Saol Paulo, Brazil. Simak terus perjalanan kami kampanye di Brazil hingga 21 Juli 2014 di https://twitter.com/WorldCup2022INA dan https://www.facebook.com/groups/fifaworldcup2022indonesia/.